PENGERTIAN, FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN/ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MI

PENGERTIAN, FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN/ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MI
Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Pembelajaran Matematika di MI
Pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Tahun Akademik 2016/2017
Dosen Pengampu: Ahmad Arifuddin, M. Pd

 Disusun Oleh : Eli Nurlaeli 1415107008 Izzah Die Nillah 1415107025 Luthfiyah Triyani 1415107032 Mayang Safitri 1415107037 Rosmatul’Alawiyah 1415107058 Sri Taati 1415107071 PGMI B SEMESTER 5 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON TAHUN 2017
 KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan menyelesaikan makalah Meida TI dalam Pembelajaran Matematika dengan judul “Pengertian, Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran/Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika Di MI.” Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Media TI dalam pembelajaran Matematika juga untuk menambah pengetahuan penulis serta pembaca tentang pengertia media, fungsi media dan manfaat media pada pembelajaran matematika di MI. Dalam makalah ini berisikan tiga sub bab, adapun sub babnya yaitu sebagai berikut sub bab pertama berisikan tentang pengertian media, sub bab kedua fungsi media, dan sub bab ketiga menjelaskan manfaat media. Terlepas dari semua itu, penulis teringat susatu pepatah yang berbunyi “tidak ada gading yang tidak retak”, begitulah adanya makalah ini. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca penulis terima dengan tangan terbuka, agar terwujud makalah yang lebih baik. Terima Kasih. Cirebon, 27 September 2017 . Penulis
 DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan Masalah 2 C. Tujuan Penulisan 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Media dalam Pembelajaran Matematika Di MI 4 B. Konsepsi Media Pembelajaran 9 C. Proses Pembelajaran sebagai Proses Komunikasi 10 D. Ciri-ciri Media Pembelajaran 11 E. Fungsi Media Pembelajaran Matematika Di SD/MI 13 F. Manfaat Media Pembelajaran Matematika Di SD/MI 18 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 24 B. Saran 25 DAFTAR PUSTAKA 27
 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar atau yang biasa disebut pembelajaran terjadi karena dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri atas siswa, guru, pegawai sekolah, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video atau audio, dan sejenisnya), serta berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor overhead, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar, dan lain-lain). Media dahulu yang kita tahu hanya sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang bisa dimanfaatkan oleh guru (pengajar), namun media sering kali terabaikan. Tidak dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran karena pada umumnya disebabkan oleh adanya berbagai alasan, seperti sulit mencari media yang tepat, waktu untuk persiapan mengajar jadi terbatas, biaya tidak ada, atau alasan lainnya. Harusnya hal tersebut tidak perlu muncul apabila pengetahuan tentang media, serta kemampuan masing-masing media diketahui oleh guru. Seiring perkembangannya jenis media yang digunakan juga semakin meningkat, khususnya dibidang matematika. Media yang digunakan dalam pembelajaran matematika juga semakin inovatif sesuai dengan kreatifitas seorang guru dalam menyesuaikan materi yang akan disampaikan dalam kelasnya yang mampu membuat siswa lebih mudah memahami materi yang mungkin sulit jika dijelaskan hanya melalui metode ceramah. Selain alat peraga, media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika dapat berupa media berbasis komputer yang dikemas secara menarik mungkin, sehingga siswa bisa tetap paham dengan materi yang disajikan. Kaitannya dengan hal tersebut, makalah ini akan membahas tentang media pembelajaran Matematika di MI/SD. Tentunya, anak pada usia SD/MI sangat mebutuhkan media pembelajaran tersebut, demi suksesnya proses belajar dan dengan menggunakan media pembelajaran mereka akan dapat memahami dengan cepat apa yang disampaikan atau dijelaskan oleh gurunya. Media merupakan sebagai alat bantu mengajar yang berkembang pesat sesuai dengan keadaan teknologi sekarang yang begitu maju. Fungsi dan manfaat media pun bisa dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu, keuangan, maupun materi yang akan disampaikan. Bila media dikaitkan dengan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari guru ke peserta didik. Dengan demikian, media pembelajaran adalah segala bentuk komunikasi yang dapat digunakan untuk menyapaikan sebuah informasi dari pendidik ke peserta didik yang bertujuan dengan adanya media dan bisa mengikuti kegiatan pembelajaran secara utuh dan dapat merangsang peserta didik dalam pembelajaran secara utuh, media juga berfungsi memberikan penguatan ataupun motivasi. Namun, masih banyak yang belum mengetahui tentang media dan segala manfaatnya dalam proses belajar mengajar siswa, sehingga mereka enggan untuk menggunakan media dalam kelas mereka, khususnya dalam pembelajaran mtematika yang menurut kelompok kami, bisa sangat baik jika menggunakan media ataupun alat peraga yang dapat membantu daya serap siswa. Maka dari itu kelompok kami mencoba untuk menyajikan segala hal yang berkenaan dengan media dan segala keuntungan yang didapat dengan menggunakan media dalam pembelajaran matematika. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang kami susun yaitu: 1. Bagaimana pengertian media dalam pembelajaran Matematika di MI? 2. Bagaimana konsepsi media pembelajaran? 3. Bagaimana proses pembelajaran sebagai proses komunikasi? 4. Bagaimana ciri-ciri media pembelajaran? 5. Bagaimana fungsi media pembelajaran matematika di SD/MI? 6. Bagaimana manfaat media pembelajaran matematika di SD/MI? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian media dalam pembelajaran Matematika di MI 2. Agar pembaca maupun penulis memahami konsepsi media pembelajaran 3. Agar bisa memahami proses pembelajaran sebagai proses komunikasi 4. Supaya penulis maupun pembaca mengetahui ciri-ciri media pembelajaran 5. Untuk mengetahui fungsi media pembelajaran matematika di SD/MI 6. Agar pembaca maupun penulis mengetahui manfaat media pembelajaran matematika di SD/MI  
BAB II PEMBAHASAN
 A. Pengertian Media dalam Pembelajaran Matematika di MI/SD
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara atau pengantar”. Dalam bahasa Arab media adalah perantara “Ùˆَسَا ئِÙ„” atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerimanya (Arsyad, 2013:3). Namun dari segi terminologi, media memiliki banyak arti yang dikemukakan oleh para ahli. Mereka memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam menafsirkan media, salah satunya ialah Gagne. Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar (Sadiman, 2011, hal. 6). Adapun definisi media menurut Gelarch & Ely dalam Arsyad (Arsyad, 2013, hal. 3) adalah manusia, materi, atau kejadian yang menbangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Adapun definisi media pembelajaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut: 1. Fleming mengatakan bahwa media adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. 2. Hamidjojo memberikan batasan bahwa media adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepadapenerima yang dituju. 3. Gagne & Briggs mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa. 4. Rossi dan Breidle, mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan , seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Menurut Rossi, alat alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan, maka merupakan media pembelajaran. Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. 5. Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Jadi, dalam pengertian ini media bukan hanya alat perantara seperti tv, radio, silde, bahan cetakan, akan tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karyawisata, simulasi dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa atau untuk menambah keterampilan. 6. Sadiman mengemukakan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. 7. Depdiknas merumuskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri pebelajar. 8. Rohani menyatakan media instruksional edukatif adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil instruksional secara efektif dan efisien, serta tujuan instruksioanl dapat dicapai dengan mudah. 9. Miarso menyatakan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi peserta didik supaya proses belajar terjadi. 10. AECT (Association of Education and Communication Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi disamping sebagai sistem penyampaian atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator, menurut Fleming (1987) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator, media menunjukan fungsi atau peranannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. 11. Heinich dan kawan-kawan (1982) mengemukakann istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio rekaman audio, gambar yang proyeksikan , dan sejenis media lainnya. Apabila media itu mebawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan memebrikan pembelajaran atau mengandung maksud-maksud pemebelajaran maka media itu disebut media pembelajaran. 12. Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto dalam bukunya Media Pembelajaran (2011, hal. 7) mengatakan media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Meteri yang diterima adalah pesan intruksional, sedangkan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses belajar. 13. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2013, hal. 121-122) media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Selain itu media juga sering disebut sebagai alat bantu dan sebagai sumber. Media sebagai alat bantu yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun media sebagai sumber belajar yang dapat digunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang, sehingga dalam hal ini guru juga dapat disebut sebagai sumber dan media belajar siswa. 14. Atwi Suparman mendefinisikan, media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan (Sutikno, 2014) Jadi, media pembelajaran merupakan alat yang dapat membantu dalam proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas materi yang disampaikan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan sempurna. Berdasarkan unsur pembentuknya media terdiri atas dua unsur yaitu perangkat keras (hardware) atau alat dan perangkat lunak (software) atau bahan. Transparansi, program video adalah software atau bahan. Software atau bahan tersebut hanya bisa disajikan jika tersedia alatnya, yaitu OHP, video player. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Agar lebih jelas lagi perlu juga dikemukakan konsep lain yang sangat berkaitan dengan media pembelajaran, yaitu sumber belajar. Konsep sumber belajar memiliki cakupan yang lebih luas, yaitu semua sumber (baik berupa data, orang, benda) yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas/kemudahan belajar bagi peserta didik. Sumber belajar meliputi POBATEL: 1. Pesan (ide, fakta, data, ajaran, informasi, dan lain-lain) 2. Orang (guru, dosen, instruktur, widyaiswara, dan lain-lain) 3. Bahan (buku teks, modul, transparansi, kaset program audio, film, da lain-lain) 4. Alat (OHP, komputer, tape recorder, CD player, dan lain-lain) 5. Teknik (praktikum, demonstrasi, diskusi, tutorial, pembelajaran mandiri, dan lain-lain) 6. Lingkungan (gedung sekolah, kebun, pasar, dan lain-lain) Kemudian, apa bedanya dengan alat peraga, dan alat bantu pembelajaran? Pada dasarnya keduanya termasuk dalam media, karena konsep media merupakan perkembangan lebih lanjut dari konsep-konsep tersebut. Alat peraga adalah alat atau benda yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkret (Arsyad, 2013, hal. 4). Senada dengan pendapat tersebut Moh. Uzer Usman (2016, hal. 31) mendefinisikan alat peraga, teaching aids atau audiovisual aids (AVA) sebagai alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikanya kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Alat bantu adalah alat/benda yang digunakan oleh guru untuk mempermudah tugas dalam mengajar (Arsyad, 2013, hal. 5). Sedangkan menurut Munadi (2013, hal. 7) menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik untuk belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar serta menjadikan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah. Selain itu dengan adanya media pembelajaran diharapkan proses belajar yang lebih efektif dan efisien. Matematika berasal dari bahasa Yunani “ Mathein” atau “Mathenein” yang artinya mempelajari. Menurut Nasution (1980:2) yang dikutip oleh Subarinah matematika diduga memiliki hubungan yang erat dengan kata sansekerta ”Medha” atau “Widya” yang artinya kepandaian, pengetahuan atau intelegensi. Menurut Johnson dan Myklebust, matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran (Sam's, 2010, hal. 11). Dari beberapa pengertian media pembelajaran yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran matematika SD/MI adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa SD/MI dalam melakukan pembelajaran matematika. Atau media pembelajaran matematika dapat juga diartikan sebagai alat yang digunakan untuk menunjang pembelajaran matematika agar siswa lebih memahami materi dan dapat meransang pola pikir siswa. Jadi, media pembelajaran sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dibidang matematika.
 B. Konsepsi Media Pembelajaran Apa konsep awal dari penggunaan media dalam pembelajaran? Gagasan awalnya adalah dari pemikiran Johan Amos Comenius, bahwa ”Tak ada sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebih dahulu melalui pengindraan”. Berdasarkan pemikiran itu kemudian beliau menulis buku bergambar, yang berjudul ”Orbis Sensualium Pictus” (Dunia Tergambar), terbit tahun 1657. Perkembangan selanjutnya, para ahli dalam dunia pendidikan meneliti efektifitas penggunaan media dalam pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa seseorang hanya dapat mengingat apa yang dia lihat sebesar 20%, apa yang didengar 30%, apa yang dia dengar dan lihat 50%, dan 80% dari apa yang dia dengar, lihat, dan kerjakan secara simultan. Terkait dengan hal tersebut, Edgar Dale membuat klasifikasi pengalaman menurut tingkat, dari yang paling konkret ke yang paling abstrak. Semakin konkret maka akan semakin besar pengalaman belajar yang diperoleh siswa. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut pengalaman (cone of experience) Edgar Dale sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut. Menindaklanjuti fakta-fakta tersebut, dalam perkembangan terakhir ini telah banyak dikembangkan multimedia pembelajaran seperti CAI (pembelajaran berbantuan komputer), CBI (pembelajaran berbasis komputer) yang mampu menampilkan teks, suara (narasi), musik latar, gambar, animasi, gambar bergerak, video, dalam satu tampilan media, dan memungkinkan siswa dapat melakukan proses belajar mandiri (Sadiman, 2006, hal. 65-70).
 C. Proses Pembelajaran Sebagai Proses Komunikasi
Proses belajar mengajar hakikatnya adalah proses komunikasi, di mana guru berperan sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Pesan yang dikirimkan oleh guru berupa isi/materi pelajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata kata dan tulisan) maupun non verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding. Pembelajaran sebagai suatu proses komunikasi dapat dilihat dari gambar berikut. Namun demikian, bisa terjadi proses komunikasi mengalami hambatan, artinya tidak selamanya pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan mudah diterima oleh penerima pesan. Bahkan adakalanya pesan yang diterima tidak sesuai dengan maksud yang disampaikan. Inilah yang dimaksud dengan kesalahan dalam komunikasi. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesalahan komunikasi. Pertama, faktor lemahnya kemampuan pengirim pesan dalam mengkomunikasikan informasi, sehingga pesan yang disampaikan tidak jelas diterima, atau mungkin salah menyampaikannya. Kedua, faktor lemahnya kemampuan penerima pesan dalam menerima peasan yang disampaikan, sehingga ada kesalahan dalam menginterpretasi pesan yang disampaikan. Oleh sebab itu, dalam suatu proses komunikasi diperlukan saluran yang berfungsi untuk mempermudah penyampaian pesan. Inilah hakikat dari media pembelajaran. Oleh sebab itum bagan komunikasi ditambah dengan unsur media dapat dilihat dari gambar berikut. Dalam konteks komunikasi seperti diatas, fungsi media adalah sebagai alat bantu untuk guru dalam mengomunikasikan pesan, agar proses komunikasi berjalan dengan baik dan sempurna sehingga tidak mungkin lagi ada kesalahan (Sanjaya, 2011, hal. 205).
 D. Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Gerlach & Ely dalam Azhar Arsyad (Arsyad, 2013, hal. 15-17) mengemukakan tiga ciri media yaitu : 1. Ciri Fiksatif (Fixative Property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merokntruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah dapat diproduksi kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. Ciri ini sangat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat. Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali (dalam satu dekade atau satu abad) dapat diabadikan dan disusun kembali untuk kemperluan pembelajaran. Prosedur laboratorium yang rumit dpat direkam dan diatur untk kemudian direproduksi berapa kalipun pada saat dibutuhkan. Demikian pula kegiatan siswa dapat direkam untuk kemudian dianalisis dan dikritik oleh siswa yang lain baik secara perorangan mapun kelompok. 2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property) Ciri manipulatif ini dapat dilakukan dengan mengedit hasil rekaman yang hanya dibutuhkan saja. Kemampuan media dari ciri ini memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penfsiran yang tentu saja akan membingungkan siswa atau orang yang melihatnya. Manipulasi kejaidan atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu. Misalnya proses penanaman dan panen gandum, pengolahan gandum menjadi tepung, dan penggunaan tepung gandum untuk membuat roti dapat dipersingkat waktunya dalam suatu urutan rekaman video atau film yang mampu menyajikan informasi yang cukup bagi siswa untuk mengetahui asal-usul dan proses dari penanaman bahan baku tepung hingga menjadi roti. 3. Ciri Distributif (Distributive Property) Ciri distibutif dari media yaitu memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut dijadikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pegalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kalipun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.
 E. Fungsi Media Pembelajaran Matematika di SD/MI
Hamalik dalam Azhar Arsyad (2013, hal. 19) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaryh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan atau isi pelajaran pada saat itu. Disamping itu, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan tepercaya, memudahkan penafsiran data, memadatkan informasi, serta membangkitkan motivasi dan minat siswa dalam belajar. Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Adapun fungsi khusus media pembelajaran matematika antara lain: 1. Untuk mengurangi atau menghindari terjadinya salah komunikasi. 2. Untuk membangkitkan minat atau motivasi belajar siswa. 3. Untuk membuat konsep matematika yang abstrak, dapat disajikan dalam bentuk konkret sehingga lebih dapat dipahami, dimengerti, dan dapat disajikan sesuai dengan tingkat-tingkat berpikir siswa. Adapun fungsi pembelajaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu: 1. Levie & Lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khussnya media visual, yaitu: a. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelejaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Untuk mengatasi hal ini, dapat dilakukan dengan menggunakan media gambar yang diproyeksikan melalui projector. Dengan melakukan hal ini, khusunya dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI dapat menarik perhatian mereka terhadap pelajaran tersebut. Dengan demikian, kemungkinan untuk mengingat dan memperoleh isi pelajaran semakin besar. b. Fungsi afektif media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Anak usia SD/MI sangat memerlukan hal ini, karena mereka lebih suka membaca buku-buku yang terdapat gambar didalamnya. Selain itu, gmabar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya membaca cerita bergambar. c. Fungsi kognitif media visual dapat dilihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang tergandung dalam gambar tersbut. d. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah, dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajukan dnegan teks atau disajikan secara verbal (Kustandi, 2011, hal. 19-20). 2. Kemp & Dayton, menurut mereka terdapat tiga fungsi media pembelajaran yaitu: (a) memotivasi minat atau tindakan, (b) menyajikan informasi,dan (c) memberi intruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hal yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa untuk bertindak. Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Informasi dapat berupa ringkasan laporan, hiburan, drama, dan sebagainya. Media berfungsi untuk tujuan intruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam bnak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan intruksi yang efektif. Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa (Arsyad, 2013, hal. 20-25). 3. Yudhi Munadi, membagi fungsi media pembelajaran sebagai berikut: a. Fungsi Media Pembelajaran sebagai Sumbere Belajar Seacar teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makan keaktifan, yakni sebagai penyalur , penyampai, pemghubung dan lain-lain. b. Fungsi Semantik Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makan atau maksudnya benar-benar dipahami peserta didik. c. Fungsi Manipulatif Fungsi manipulatif ini didasarkan paad ciri-ciri (karakteristik) umum yang dimiliki sebagaimana disebut diatas. Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan indrawi. d. Fungsi Psikologis 1) Fungsi Atensi Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention) siswa terhadap materi ajar. Setiap orang memiliki sel saraf penghambat, yakni sel khusus dalam sistem saraf yang berfungsi membuang sejumlah sensasi yang datang. Dengan adanya saraf pengahambat ini para siswa dapat memfokuskan perhatiannya pada rangsangan-rangsangan yang dianggapnya menarik dan membuang rangsangan-rangsangan lainnya. 2) Fungsi Afektif Fungsi afektik, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Dengan adanya media pembelajaran, terlihat paad diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan tertuju pada pelajaran yang diikutinya. 3) Fungsi Kognitif Siswa yang belajar melalui media pembelajran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa. Objek-obek itu direpresentasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang melalaui tanggapan, gagasan atau lambang, yang dalam (psikologi) semuanya meruoakan sesuatu yang bersifat mental. 4) Fungsi Imajinatif Media pembelajaran dapan meningkatkan dan mengembnagkan imajinasi siswa. Imajinasi adalah proses menciptakan objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data sensoris. Imajinasi ini mencakup penimbulan atau kreasi objek-objek baru sebagai rencana bagi masa mendatang, atau dapat juga mengambil bentuk fantasi yang didominasi kuat sekali olehpikira-pikiran autistik. 5) Fungsi Motivasi Motivasi merupakan mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegaiatan belajar sehingga tujuan pembelajarannya tercapai. Dengan demikian, motivasi merupaka usaha dari pihak luar dalam hal ini adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan sisswanya secara sadar untk terlibat secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. 6) Fungsi Sosio-Kultural Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultural antarpeserta komunikasi pembelajaran. Bukan hal yang mudah untuk memahami siswa yang meiliki junmlah cukup banyak dan memiliki karakteristik yang berbeda. Sedangkan disisi lain, kurikulum dan bahan ajar ditentukan dan diberlakukan secara samauntuk setiap siswa. Tentunya guru akan mengalami kesulitan menghadapi hal tersebut, terlebih ia harus mengatasinya sendirian. Apa lagi latar belakang dirinya (guru) baik adat, budaya, lingkungan, dan pengalamnnya berbeda dengan para siswanya. Akan tetapi, masalah ini dapat diatasi dengan media pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama, mempersamakn pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama (Munadi, 2013, hal. 37-48). Jadi, salah satu fungsi media pembelajaran matematika adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Sedangkan motivasi dapat mengarahkan kegiatan belajar, membesarkan semangat belajar juga menyadarkan siswa tentang proses belajar dan hasil akhir. Sehingga dengan meningkatnya motivasi belajar siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya pula. Dan media pembelajaran juga bisa menghilangkan image menakutkan pada pelajaran matematika yang terkadang menjadi salah satu faktor sulitnya siswa dalam memahami pelajaran matematika. Dengan adanya media pembelajaran dlam bidang matematika, juga membuat guru bisa mengajar dengan baik karena adanya ketertarikan siswa terhadap media pembelajaran sehingga siswa tidak akan merasa bosan dan tegang didalam kelas. Namun, media pembelajran yang digunakan selama pembelajaran sebaiknya sesuai dengan materi pelajaran matematika yang akan dibahas sehingga selain membuat siswa merasa nyaman namun juga dapat memahami materi. F. Manfaat Media Pembelajaran Matematika di SD/MI Menurut Azhar Arsyad (2013, hal. 27-28) menjelaskan tentang manfaat media pembelajaran sebagai berikut: 1. Dale mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berpern aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan antara guru dengan siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantan media apa saja agar manfaat berikut ini dapat terealisasi: a. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas. b. Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa. c. Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan serta minat siswa dengan meningkatnya motovasi belajar siswa. d. Membawa kesegaran dan variasi bagi siswa e. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi kemampuan siswa. f. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang meningkatkan hasil belajar hasil belajar siswa. g. Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari. h. Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan. i. Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat. j. Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep da sistem gagasan yang bermakna. 2. Sudjana & Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, adalah: a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat membutuhkan motivasi belajar. b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya segingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuab pembelajaran. c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga. d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain sperti, mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain sebagainya. 3. Menurut Encyclopedia of Educational Research merincikan manfaat media pembelajaran sebagai berikut: a. Meletakkan dasar-dasar yang konkert untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi varbilisme. b. Memperbesar perhatian siswa. c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap. d. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa. e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkelanjutan, terutama melalui gambaran hidup. f. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa. g. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efesiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar (Sanjaya, 2011, hal. 54). 4. Roger W. Sperry Berdasarkan kajian baik teoritik maupun empirik terungkap adanya berbagai kegunaan media dalam pembelajaran. Roger W. Sperry dalam Miarso (2004, hal. 458-460) mengemukakan kegunaan media dalam pembelajaran sebagai berikut. a. Media mampu memberikan rangsangan yang variatif kepada otak, sehingga otak dapat berfungsi secara optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belahan otak sebelah kiri merupakan tempat kedudukan pikiran yang bersifat verbal, rasional, analitikal, dan konseptual. Belahan ini mengontrol wicara. Belahan otak sebelah kanan merupakan tempat kedudukan pikiran visual, emosional, holistik, fisikal, spasial dan kreatif. Belahan ini mengontrol tindakan. Karena itu, sebagai salah satu implikasi dalam pembelajaran kedua belahan otak tersebut perlu dirangsang bergantian dengan rangsangan audio dan visual. b. Dapat mengatasi perbedaan pengalaman yang dimiliki pebelajar. Ketersediaan buku dan bacaan lain, kesempatan bepergian dan sebagainya adalah faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman pebelajar. Jika pebelajar tak mungkin untuk dibawa ke objek yang dipelajari, maka objeklah yang dibawa ke pebelajar dengan melalui media. c. Dapat melampaui ruang kelas. Banyak hal yang tak mungkin untuk dialami secara langsung di dalam kelas oleh peserta didik karena: objek terlalu besar, objek terlalu kecil, gerakan yang terlalu lambat untuk diamati, gerakan yang terlalu cepat untuk ditangkap, objek yang akan diamati terlalu kompleks, ceramah dihadapan ratusan peserta didik, rintangan musim, georafi dan lain-lain dapat diatasi. d. Memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya. e. Menghasilkan keseragaman pengamatan. f. Membangkitkan keinginan dan minat baru g. Membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar h. Memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu yang konkret maupun abstrak i. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri, pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri j. Mampu meningkatkan efek sosialisasi yaitu dengan meningkatnya kesadaran akan dunia sekitar. k. Dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun peserta didik. Lebih rinci, Rahardi (2004, hal. 13-16) mengklasifikasikan manfaat media pembelajaran menjadi tiga, yaitu manfaat secara umum, manfaat secara rinci, dan manfaat praktis. Manfaat secara umum dari media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Manfaat secara rinci, yakni: (1) penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, (2) proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, (3) proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, (4) evisiensi dalam waktu dan tenaga, (5) meningkatkan kualitas hasil belajar, (6) memungkinkan proses belajar dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, (7) dapat menumbuhkan sikap positif peserta didik terhadap materi dan proses belajar, (8) mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. Adapun manfaat praktisnya adalah: (1) membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi konkret, (2) mengatasi kendala ruang dan waktu, (3) membantu mengatasi keterbatasan indra manusia, (4) dapat menyajikan peristiwa langka dan berbahaya dalam kelas, (5) memberikan kesan mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri peserta didik. Dari uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: 1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. Misalnya dalam pembelajaran matematika di SD/MI pada materi penjumlahan, seorang guru menjelaskan dengan media pembelajaran visual yaitu berupa cerita bergambar. Dengan menggunakan media tersebut seorang siswa akan lebih tertarik dan lebih memahami dengan cepat karena ia merasa senang terhadap pembelajaran tersebut, sehingga proses belajar berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut dan hasil belajar yang diperoleh siswa akan lebih mudah diingat dan mendapat hasil yang lebih efesien. 2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri swsuia dnegan kemampuan dan minatnya. 3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu: a. Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model. Contoh dalam pembelajaran matematika SD/MI ketika guru menjelaskan tentang bilangan bulat, karena tidak mungkin siswa akan langsung memahaminya, untuk itu gr harys menyiapkan media pembelajaran yang baik dan sesuai dengan materi. b. Objek atau benda yang terlalu kecil sehingga tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantan mikroskop, film, slide, atau gambar. c. Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide. Contohnya adalah dalam menjelaskan soal cerita, guru dapat menggunakan media berupa video, film, ataupun slide. Dengan demikian, siswa akan lebih mudah untuk memahami cerita tersbut. d. Objek atau proses yang sangat rumit seperti dapat ditampilkan secara konkert melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer. Contoh dalam pembelajaran matemtika SD/MI adalah, ketika guru menjelaskan materi yang berkaitan dengan proses pembajakan, penanama, sampai pemanenan sawah, guru dapat menjelaskannya dengan menggunakan rekaman video, sehingga pembelajaran tidak harus ke tempatnya langsung. Dengan begitu, siswa akan mudah mengerti proses tersebut. Dalam hal ini, siswa diminta untuk memperhatikan aoa saj ayang ada dalam foto/video tersebut dan siswa diminta untuk menghitungnya. e. Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video. Misalnya ketika dalam pembelajaran matematika SD/MI guru ingin menjelaskan tetang bencana alam, tidak mungkin pembelajaran harus dilakukan di tempat kejadian tersbut karena akan membahayakan, maka dapat diganti denagn menggunakan rekaman video, maupun film, atau dapat juga dilakuakn dengan menggunakan media cetak berupa koran. Dalam hal ini, siswa jug adiminta untuk mengamati kapan peristiwa itu terjadi dan pukul berapa peristiwa itu terjadi, sehingga secara tidak langsung siswa belajar materi waktu dan pengukuran. 4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karya wisata, kunjungan-kinjungan ke museum atau kebun binatang.   BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Dari penjelasan di atas dapat penulis simpulkan: 1. Mengenai pegertian media menurut beberapa ahli, Fleming mengatakan bahwa media adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Kemudian, Hamidjojo memberikan batasan bahwa media adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepadapenerima yang dituju. Sedangkan, Gagne & Briggs mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa. 2. Penjelasan tentang konsep media pembelajaran, Gagasan awalnya adalah dari pemikiran Johan Amos Comenius, bahwa ”Tak ada sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebih dahulu melalui pengindraan”. Berdasarkan pemikiran itu kemudian beliau menulis buku bergambar, yang berjudul ”Orbis Sensualium Pictus”. Edgar Dale membuat klasifikasi pengalaman menurut tingkat, dari yang paling konkret ke yang paling abstrak. Semakin konkret maka akan semakin besar pengalaman belajar yang diperoleh siswa. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut pengalaman (cone of experience) Edgar Dale. 3. Proses belajar mengajar hakikatnya adalah proses komunikasi, di mana guru berperan sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Pesan yang dikirimkan oleh guru berupa isi/materi pelajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata kata dan tulisan) maupun non verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding. Pembelajaran sebagai suatu proses komunikasi dapat dilihat dari gambar berikut. 4. Ciri-ciri media pembelajaran yaitu: ciri fiksasi, ciri manipulative dan ciri distributive. 5. Adapun fungsi khusus media pembelajaran matematika antara lain: Untuk mengurangi atau menghindari terjadinya salah komunikasi, untuk membangkitkan minat atau motivasi belajar siswa, untuk membuat konsep matematika yang abstrak, dapat disajikan dalam bentuk konkret sehingga lebih dapat dipahami, dimengerti, dan dapat disajikan sesuai dengan tingkat-tingkat berpikir siswa. 5. Sudjana & Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, adalah: a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat membutuhkan motivasi belajar. b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya segingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuab pembelajaran. c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga. d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain sperti, mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain sebagainya. B. Saran Pengembangan media dalam pembelajaran matematika sangatlah penting, karena dengan hal tersebut bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Demikian pemaparan tentang “Pengertian Media, Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran/Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika di MI” dari kami. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisannya. Untuk itu, kami berharap kepada pembaca bersedia memberikan kritik dan saran mengenai makalah ini. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca serta menambah wawasan kita.  
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama. Kustandi, C. d. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia. Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pustekkom. Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: GP Press Group. Rahardi, A. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Sadiman, A. S. (2011). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers. Sadiman, A. S. (2006). Media pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Sam's, R. H. (2010). Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Teras. Sanjaya, W. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group. Usman, M. U. (2016). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Zain, A. d. (2013). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW BOOK

MAKALAH PENGARUH AKTIFITAS MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN SOSIALNYA