PRPOPOSAL PENELITIAN
PERAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BAHASA INGGRIS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI DI MI RAUDLATUL MUBTADI’IN KABUPATEN CIREBON

Oleh: Rosmatul ‘Alawiyah

Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Amin, 2000: 208).
Salah satu pengembangan pendidikan yang dilakuka adalah melalui lembaga pendidikan yaitu sekolah. Sekolah merupakan salah satu sarana untuk membangun masyarakat. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agent of change masyarakat bahkan dunia. Manusia Indonesia yang diharapkan saat ini adalah manusia yang mampu mengembangkan keseluruh potensi yang dimilikinya, seperti halnya yang tercantum pada Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah merupakan lembaga masyarakat mengemban amanat masyarakat untuk membantu menciptakan siswa yang memiliki kualitas yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan visi pendidikan nasional tahun 2020, yaitu ”terwujudnya bangsa, masyarakat dan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi, maju dan mandiri” (Depdiknas, 2000:3). Kemudian dipertegas lagi dengan rumusan visi Indonesia 2020 yaitu :”terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan Negara”
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan meningkatkan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan kinerja yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota- kota, menunjukkan peningkatan mutu yang cukup menggembirakan, sebaliknya sebagian lainnya masih memprihatinkan.
Pemerintah melalui Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah telah menetapkan tiga rencana strategis dalam jangka menengah, yaitu pertama meningkatkan akses dan pemerataan dalam rangka penuntasan wajib belajar pendidikan dasar, kedua peningkatan mutu, efisiensi, relevansi, dan peningkatan daya saing, serta ketiga peningkatan manajemen, akuntabilitas, dan pencitraan publik. Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai cara diantaranya menyelenggarakan pendidikan yang bertaraf internasional.
Salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah program wajib belajar 12 tahun, yang diamanatkan melalui instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 12 Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara. Usaha pemerintah tersebut sampai sekarang masih banyak menemui kendala, padahal target yang dicanangkan sampai 2008 gerakan ini harus mencapai 95% keberhasilan.
Setiap warga Negara berhak memperoleh layanan pendidikan. Lebih dari itu, sebenarnya mereka wajib mengikuti pendidikan dasar yang dibiayai oleh pemerintah. Peran pemerintah tidak cukup dengan memberikan kapasitas layanan pendidikan untuk memperluas akses saja. Namun, tidak kalah pentingnya adalah mengenai kompetensi yang dimiliki oleh guru.
Pendidikan yang berkualitas tidak terlepas dari bagaimana pendidik menjalankan fungsinya sebagai pencetak siswa unggul dan berkualitas. Pendidik dalam pendidikan merupakan salah satu unsur lembaga yang bertugas mengantarkan peserta didik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Karena itu, semua kegiatan yang dilakukan didalamnya selalu dimaksudkan untuk cita-cita luhur tersebut. Namun sayang, dalam praktiknya lembaga ini sering dihadapkan pada problem-problem manajerial dan administratif, serta pembelajaran yang diberikan oleh pendidik tidak sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya, sehingga tujuan dan sasaran pendidikan yang setali tiga ruang dengan peningkatan sumber daya manusia tidak optimal. Akibatnya, banyak lulusan yang dihasilkannya hanya menampilkan fenomena ironis dan justru menebalkan pesimisme kita terhadap eksistensi lembaga pendidikan.
Di era otonomi institusi pendidikan sekarang ini, tugas dan tanggung jawab untuk mewujudkan sekolah  yang bermutu tak lepas dari bagaimana kompetensi kepala sekolah dalam memimpin dan mengelola lembaganya serta bagaimana seorang guru mengimplemntasikan kompetensi yang dimilinya dalam pembelajaran.
Dalam hal ini, salah satu komponen yang penting dalam pendidikan adalah guru yang profesional. Guru yang profesional tentunya mempunyai peran yang sangat penting danstrategis bagi sekolah. Hal ini dikarenakan guru yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Menurut Kusnandar (2007: 5) guru juga yang lansung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sera sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladan. Guru merupakan penanggung jawab belajar mengajar yang berlangsung di dalam kelas maupun di luar kelas. Selian itu, guru memiliki peranan ynag sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakannya.
Komunikasi dalam proses pembelajaran sangatlah perlu. Dimana terjadi dua kegiatan yaitu mengajar oleh guru dan kegiatan belajar oleh siswa yang berdaya guna dalam mencapai tujuan pengajaran. Sebab, siswa yang mengikuti pelajaran belum tentu dapat menangkap pelajaran yang diberikan oleh guru. Terkait hal tersebut, seorang guru harus mampu menanamkan komptensi yang dimiliki oleh guru yang profesional karena akan memberikan pemahaman yang lebih terhadap siswanya dan tentunya hasil belajar yang optimal dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Keberhasilan tujuan pendidikan tidak terlepas dari peran serta seorang guru. Usman (2010: 7) mengemukakan bahwa suatu hasil belajar dapat dicapai jika kompetensi seorang guru juga berada pada level kompeten. Sebab guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yaang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelolah kelasnya, sehingga situasi belajar para siswanya berada pada tingkat optimal.
Guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah. Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan berarti berkualitas. Karena itu, Undang-undang No. 14 Tentang Guru dan Dosen Pasal 8 memberikan persyaratan yang kompleks untuk menjadi guru yang mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan sekolah menengahyaitu: dikatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehay jasmani dan rohani, serta memiliki kemmapuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Usman, 2010: 76).
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah kompetendi profesional. Dengan dimilikinya komptensi profesional ini diharapkan seorang guru dapat menguasai materi yang akan diajarkan secara luas mendalam untuk selanjutnya diajarkan kepada peserta didik sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Problematika keprofesionalan guru di Indonesia saat ini antara lain masih banyak ditemukannya guru yang kurang menguasai materi, konsep dan pola pikir ilmu pengetahuan yang mendukung mata pealajaran yang diampu.
Selain itu, masih banyak guru yang belum mengembangkan materi pelajaran secara kreatif, beum mengembangkan keprofesionalan guru secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, dan belum memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sehingga pembelajaran tidak berjalan optimal yang berakibat hasil pembelajaran yang diharapkan belum tercapai dan yang paling sangat memprihatinkan saat ini adalah kesejahteraan guru yang rendah sehingga guru hanya mengajar seadanya saja tanpa melakukan tindakan pembelajaran yang lebih baik dan lebih kretaif. Hal ini mengakibatkan pembelajaran membosankan dan mebuat siswa jenuh terhadap pembelajaran yang diberikan sehingg siswa kurang bahkan tidak memahami pembelajaran yang diberikan oleh gurunya. Rendahnya kualitas pendidikan ini mengakibatkan perilaku siswa tidak sesuai dengan norma agam, norma adat, seperti tidak sopan terhadap orang tua, tidak menghormati gurunya, bolos sekolah, tidak adanaya rasa toleransi terhadap sesama, dan lain sebagainya.
Mengingat begitu pentingnya peran guru dalam dunia pendidika khususnya dalam pembelajaran demi terciptanya pembelajaran yang berkualitas, keberadaan guru yang profesional merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap sekolah. Sebagai salah satu profesi, harus diakui bahwa tugas guru sangatlah mulia, selain mengimplementasikan ilmu yang dimilikinya guru juga senantiasa mendidik dan membina siswa yang merupakan generasi maa depan bangasa ke arah pendewasaan intelektual, emosional, bahkan spiritual.
Keadaan yang terjadi di lapangan khususnya di MI Raudlatul Mubtadi’in Kabupaten Cirebon, masih ada guru yang belum melakukan refleksi terhadap kinerjanya sendiri secara terus menerus sehingga belum dapat memanfaatkan hasil refleksi untuk meningkatkan keprofesionalan. Guru juga kurang terpacu untuk mengembangkan profesi mereka sebagai guru, mereka belum mampu menulis karya ilmiah di bidang pembelajaran, membuat alat peraga pembelajaran, menciptakan pembelajaran sekretaif mungkin, dan menciptakan karya seni. Khusunya guru bahasa Inggris yang merupakan komponen utama dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar bahasa asing di sekolah, karena gurulah yang mempunyai peran oenting bagi terciptnya pemblajaran bahasa Inggris dan guru juga yang mampu merangsang minat belajar siswa terhadap pembelajaran bahasa asing.
Dari paparan di atas peneliti ingin menelaah lebih jauh terkait dengan kompetensi profesional guru bahasa Inggris dalam meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga guru bahasa Inggris diharapkan menguasai dan mengembangkan pengetahuan serta usaha yang dapat merangsang siswa dalam mempelajari bahasa Inggris. Berkaitan dengan pentingya peranan kompetensi profesional guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran Kompetensi Guru Bahasa Inggris dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI di MI Raudlatul Mubatdi’in Kabupaten Cirebon”.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang perltu diteliti yaitu, sebagai berikut:
Guru yang belum memiliki kompetensi yang cukup untuk mengajar dengan pemilikan kompetensi guru dapat dilihat kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya.
Guru yang menggunakan pola mengajar konvesional yang tidak sesuai dengan kompetensinya, sehingga dapat dipastikan siswa tidak dapat berkembang sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
Masih ada guru yang mengabaikan aspek-aspek mengenai dasar-dasar mengajar, sehingga siswa banyak yang dijadikan patung/bersifat pasif.
Masih ada siswa yang kurang terbiasa mempelajari bahasa Inggris dan tidak jarang siswa kurang berminat dalam mata pelajar ini karena pembelajaran yang diberikan membuat mereka bosan dan jenuh.

Masalah Utama
Adanya kesenjangan mengenai proses pembelajaran bahasa Inggris yang diberikan oleh guru terhadap siswa karena guru yang kurang menguasai kompetensi profesionalnya. Sehingga tujuan pembelajaran bahasa Ingggris di kelas VI MI Raudlatul Mubata’in Kabupaten Cirebon ini belum tercapai atau tidak sesuai dengan tujuan pembelajarana yangg telah ditentukan. Oleh karen aitu, perlu adanya peninjauan lebih lanjut dengan pendekatan penelitian yang komprehensif  agar guru bahasa Inggris dapat mengembangkan kompetensi yang dimilikinya.

Fokus Masalah
Penelitian ini memfokuskan pada aspek kompetensi profesional guru bahasa Inggris kelas VI MI Raudlatul Mubtadi’in Kabupaten Cirebon dalam memberikan pembelajaran kepada siswanya dengan pendekatan kualitatif. Dalam hal ini, guru masih menggunakan pembelajaran yang konvensional yang hanya memandang siswa sebagai patung dan pendengar saja sehingga siswa tidak dapat mengembangkan kompetensi yang dimilikinya. Padahal, pembelajaran bahasa Inggris di SD/MI merupakan bekal siswa untuk masa depannya agar mereka dapat bersaing dengan cerdas ketika terjun di berbagai bidang. Penelitian ini yaitu penelitian kualitatif  yang menggunakan pendekatan kualitatif  juga yang bertujuan untuk memperdalam kajaian ini melalui berabgai metode yang akan dijadikan sebagai pedoman penelitian sehingga penelitian perlu dilakukan dengan sebenar-benarnya. Setting penelitian ini berada di MI Raudlatul Mubtadi’in  Kabupaten Cirebon yang pada saat ini sedang berusaha seoptimal mungkin untuk mengembangkan tujuan pembelajaran maupun tujuan dari lembaga tersebut agar dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman sehingga lembaga dapat terus meningkatkan kinerjanya baik dari kinerja gurunya, kepala sekolah, maupun stakeholder lembaga ini. Namun seiring perkembangan zaman yang terus menerus tentunya kan memberikan tantangan tersendiri bagi MI ini sehingga perlu adanya program yang unggul dan berbeda dengan lembaga yang lain agar lembaga tetap menjalankan kinerjanya dengan seoptimal mungkin.

Rumusan Masalah
Sejauhmana peran kompetensi profesional guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI pada pembelajaran bahasa Inggris di MI Raudlatul Mubtadi’in Kabupaten Cirebon?

Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian yang dapat disusun adalah sebagai berikut:
Bagaimana peran kompetensi profesional guru bahasa Inggris kelas VI di MI Raudlatul Mubtadi’in Kabupaten Cirebon?
Bagaimana prestasi belajar siswa kelas VI dalam pembelajaran bahasa Inggris di MI Raudlatul Mubtadi’in Kabupaten Cirebon?
Bagaiaman peran kompetensi profesional guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI pada pembelajaran bahasa Inggris di MI Raudlatul Mubtadi’in Kabupaten Cirebon?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagi berikut:
Untuk mengetahui peran kompetensi profesional guru bahasa Inggris kelas VI di MI Raudlatul Mubtadi’in Kabupaten Cirebon.
Untuk mengatahui prestasi belajar siswa kelas VI dalam pembelajaran bahasa Inggris di MI Raudlatul Mubtadi’in Kabupaten Cirebon.
Untuk mengetahui peran kompetensi profesional guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI pada pembelajaran bahasa Inggris di MI Raudlatul Mubtadi’in Kabupaten Cirebon

Signifikansi Penelitian
Secara garis besar, signifikansi penelitian terdiri atas signifikansi ilmiah yang diarahkan pada pengembangan ilmu atau kegunaan teoritis; dan signifikansi praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada objek penelitian. Dengan kata lain, titik pusat pada penelitian ini adalah pada usaha meningkatkan kompetensi profesional guru bahasa Inggris, terutama dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI di MI Raudlatul Mubtadi’in Kabupaten Cirebon yang mencakup masalah penelitian tersebut. Signifikansi penelitian ini adalah:
Secara Teoritis
Penelitian ini diaharapkan dapat menambah khasanah keilmuan terutama mengennai peran kompetensi profesional guru bahasa Inggris dalam dunia pendidikan, serta meberikan sumbangan terhadap pengembangan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris, yaitu melalui kompetensi profesional yang dimiliki oleh seorang guru bahasa inggris tersebut. Dengan demikian, hasil penelitian dapat memberikan inspirasi ataupun koreksi mengenai pengembangan kompetensi profesional seorang guru dalam memberikan pembelajaran di kelas sehingga melahirkan generasi penerus bangsa yang diinginkan.
Dapat menjadi bahan referensi dan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait terutama kepala sekolah sebagai pemimpin dalam sebuah lembaga pendidikan untuk memaksimalkan kompetensi profesinal yang dimiliki oleh seorang guru.
Secara Praktis
Hasil penelitian ini diaharapkan dapat digunakan dimanfaatkan sebagai bahan perumusan, penerapan, dan evaluasi peran kompetensi profesionalisme dalam meningkatkan presatasi belajar siswa terutama pada mata pelajaran bahasa Inggris. Hal ini sangat penting karena perkembangan zaman yang semakin maju dan menjadikan manusia lebih berperan sebagai pengendali perkembangan zaman yang dapat dibentuk melalui pendidikan.
Bagi lembaga, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menilai sejauhmana proses pembelajaran dapat memberikan kontribusi kepada siswa sehingga melahirkan siswa yang berkualitas dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja guru sesuai dengan kompetensi yang dimilikiny, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.
Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk  menambah pengetahuan tentang komptensi profesinal guru dalam pembelajaran di kelas.
Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Bagi peneliti selanjutnya yang sejenis, diharapkan hasil studi ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam studi mengenai peran kompetensi profesional guru bahasa Inggris di SD/MI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil pencarian literatur yang dilakukan peneliti ditemukan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang mengungkapkan leterkaitan dengan topik pneleitian ini, diantaranya:
Hasil penelitian dengan judul Kompetensi Pedagogik Guru dalam Meingkatkan Hasil Belajar Siswa PAI Kelas V DI SDN 2 Beringin Raya Kecamatan Kemiling Bandar Lampung oleh M Syukkron Tamami (Tamami, 2016). Penelitian ini difokuskan pada kompetensi pedagogik yang dimiliki guru PAI dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian bertujuan untuk membangkitkan kesadaran guru terhadap kompetensi yang dimilikinya agar dapat memebrikan pemeblajaran yang optimal. Metode yang digunkan yaitu penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian yang dilakukan dalam kehidupan yang sebenarnya.
Penelitian yang berjudul “Kompetensi Profesional Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar SMAN 1 Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar” yang diusun oleh Jafaruddin (2015). Fokus penelitian ini yaitu pada kompetensi guru, dan prestasi belajar siswa  SMAN 1 Kuta Cot Glie Aceh Besar. Pendekatan penelitian yang digunakn yaitu deskriptif kualitaif yang mendeskripsikan kondisi subjek penelitian pada saat penelitian dilkakukan .
Penelitian yang berjudul “Peran Profesionalitas Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatakn Prestasi Belajar Siswa di Madrasah Tsanawiyah Persiapan Negri (PN) Batu Oleh Anis Murniasih (2008). Fokus penelitian ini yaitu pada gambaran profesionalitas guru yang meliputi kompetensi pedagogik, psikologik, sosial, dan kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Persiapan Negri (PN) Batu yang dikaitkan dengan presatsi belajar siswa sebagai tolak ukur keberhasilan guru dalam pembelajaran.  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan naturalistik yang menunjukkan bahwa pelaksanaan penelitian terjadi secara ilmiah
Penelitian dengan judul “Peran Kompetensi Profesional Guru PAI dalam Menimgkatkan Prestasi Belajar Siswa di SMK Negri 3 Wonosari oleh  Eka Rizky Grezanty (2015). Penelitian ini memfokuskan pada kompetensi profesional guru PAI serta presatsi belajar siswa di SMK Negri Wonosari dengan jenis penelitiannya kualitaif, yaitu penelitian mendalam (indepth study) dimana menggunakan prosedur penelitian lapangan data deskriptif.
Adapun letak perbedaan anatar keempat penelitian dengan penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang terfokus pada seberap penting peranan kompetensi guru bahasa Inggris dalam meningkatkan presatsi belajar siswa kelas VI di MI Raudlatul Mubtadi’in Kabupaten Cirebon dengan menggunakan metode kualitaif dan pendekatan nautaralistik yang memberikan data-daat secara deskriptif dan sesuai dengan keadaan yang sebenar-benarnya tanpa adanay unsur manipulasi.

Tinajuan Teori
Teori yang digunaka pada penelitian ini adalah kompetensi profesional guru, presatsi belajar siswa, dan pembelajaran bahasa Inggris di pada tingkat Sekolah dasar. Berdasarkan hasil penelitain yang dilakukan oleh (Grezanty, 2015)  menejlaskan bahwa kompetesi profesional guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa mampu meberikan kontribsi dengan bauk dalam menimngkatkan prestasi belajar sswa. Hal ini tentunya dapat menyadarkan kepala sekolah untuk terus mendorong dan mendukung guru agar seanntiasa melakkan dan mnegupayakan pengembangan keprofesionalan guru secara berkelanjutan dengan tindakan reflektif seperti penelitian tindakan kelas, menulis makalah, membuat alat peraga, menulis buku pelajaran, dan sebagainya. Selain itu, dalammeningkatkan komopetensi profesionalnya dapat melakukan pengembangan keprofesionalannya melalui pengembanagn materi secara kretaif kepada peserta didik, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, menmabah wawasan keilmuan melalui berbagai media yang ada dan lain sebagainya.
Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat 10 bahwa maksud dari kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Lebih rinci lagi dijelaskan dalam PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 c bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Pendidikan Nasional.
Guru adalah salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan pendidikan, yang berrati guru juga harus meningkatkan kualitasnya. Setiap guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.kaitan mengenai kompetensi guru, dalam Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang guru menjelaskan kompotensi profesional merupakan kemmapuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penugasan: a) materi pelajaran secara luaa dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan b) konsep dan metode disiplim keilmuan, teknlogi, atau senin yang relevan yang secara konseptual meanaungi atau koheren dengan program tahun pendidikan, mata pelajaran dan/atau kelompok mata pelajaran yang diampu.
Sebelum seorang guru melakukan penilaian prestasi belajar, seharusnya guru tersebut mengetahui terlebih dahulu apa sebenarnya yang dimaksud dengan presatsi belajar. Hal ini agar tidak terjadi kesalahan dalam penilaian hasil belajar, karena seringkali seseorang yang tidak memahaminya hanya tau hasil belajar dalam makna sempit yaitu "nilai". Maka berikut akan diulas beberapa pengertian hasil belajar menurut para ahli sebagai tambahan referensi pengetahuan.
Prestasi pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran. Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan hasil belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkann (Syah, 2003: 205).
Menurut Slameto (2008: 7) “prestasi belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari suatu proses usaha setelah melakukan kegiatan belajar yang dapat diukur dengan menggunakan tes guna melihat kemajuan siswa”. Lebih lanjut Slameto (2008:8) mengemukakan bahwa ”prestasi belajar diukur dengan rata-rata hasil tes yang diberikan dan tes hasil belajar itu sendiri adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan mengukur kemajuan belajar siswa”. ”Tes prestasi belajar bermaksud untuk mengukur sejauh mana para siswa telah menguasai atau mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan” (Mudjijo, 2000: 29). Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Maka ranah-ranah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Ranah kognitif, adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir, seperti kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif menurut Bloom terdiri dari enam tingkatan yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi
Ranah afektif, berkenaan dengan sikap, nilai-nilai, dan apresiasi. Ada lima tingkatan dalam ranah afektif ini yaitu penerimaan, merespons, menghargai, organisasi, dan pola hidup
Ranah psikomotor, meliputi semua tingkah laku yang menggunakan syaraf dan otot badan. Ada lima tingkatan dalam ranah ini, yaitu imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi (Suryabrata, 2009: 127-128).
Dimyati dan Mudjiono dalam Syaodih (2005: 69) menyatakan bahwa  prestasi belajar merupakan hasil dari interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar dan dari sisi guru, tindakan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar sedangkan dari siswa, hasil belajar merupakan berkhirnnya pengalaman belajar. Sementara itu, Oemar Hamalik dalam Hakim (2010: 74) mengatakan bahwa “presatsi belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan”. Menurut Hamalik “bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”.
Arends dalam Suyitno (2011:33) mengemukakan bahwa ada tiga hasil belajar yang diperoleh pelajar yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, yaitu inkuiri keterampilan memecahkan masalah, belajar model peraturan orang dewasa, dan keterampilan belajar mandiri.
Adapun mengenai teori pembelajaran baasa Inggris untuk Anak Usia SD/MI menurut (Suryanto, 2008), kegiatan anak (termasuk anak usia SD) dalam pembelajaran mencakup semua kompetensi bahasa yang berupa keterampilan menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Keterampilan bahasa ini disajikan secara terpadu, seperti apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Keterampilan menyimak (listening), bagi anak, menyimak adalah suatu kegiatan yang sulit karena kosa kata mereka masih sangat terbatas. Kesulitan mereka akan terbantu jika apa yang disampaikan diiringi dengan gerakan tangan, ekspresi wajah dan gerakan tubuh. Hal ini akan membuat mereka termotivasi dari pada jika mereka diminta mendengar.
Keterampilan berbicara (speaking), dari semua insting yang dimiliki anak sebagai pembelajar muda bahasa Inggris, insting untuk berinteraksi dan berbicara adalah yang paling penting untuk pembelajaran bahasa Inggris. Anak-anak biasanya ingin segera menggunakan bahasa yang mereka pelajari untuk berkomunikasi
Keterampilan membaca (reading), dalam melaksanakan kegiatan membaca, anak hendaknya paham tujuan dari kegiatan tersebut, apakah mereka membaca untuk mengerti dari bacaan itu atau mereka harus membaca untuk mendapatkan informasi tertentu saja. Anak tidak harus mengerti arti kata perkata, yang penting mereka bisa mengerti konteks dari suatu bacaan. Sebaiknya untuk kegiatan membaca dipilih topik yang berhubungan dengan minat anak, sesuatu yang berhubungan dengan lingkungannya, sesuatu yang menarik serta berhubungan dengan topik yang dibahas saat itu. Pengetahuan umum dan perbendaharaan kata yang telah dimiliki serta penggunaan gambar dapat membantu anak dalam mengerti suatu bacaan. Dan yang terakhir yaitu keterampilan menulis  yang merupakan kelanjutan dari kegiatan terdahulu. Kegiatan itu hendaknya disesuaikan dengan usia dan tingkat kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa Inggris. Writing merupakan keterampilan yang kompleks karena memerlukan kemampuan mengeja, struktur, dan penggunaan kosakata.
Kegiatan belajar bahasa Inggris pada anak usia dini (khususnya usia SD) lebih dititik beratkan pada kegiatan listening dan speaking. Hal ini dikarenakan untuk kemampuan-kemampuan seperti reading maupun writing belum bisa dikuasai secara baik oleh anak, mengingat adanya perbedaan antara tulisan dan pengucapan bahasa inggris, sehingga anak akan mengalami kesulitan, karena belum sesuai dengan tahapan tugas perkembangannya.
Implikasi Positif Pembelajaran Bahasa Inggris pada Anak Usia SD Pembelajaran bahasa Ingrris pada anak usia SD memiliki implikasi positif bagi kehidupan sehari-hari. Menurut Marcoz dalam Mulyadin (2012) , terdapat tiga implikasi positif pembelajaran bahasa Inggris yaitu meliputi aspek kognitif (cognitive), kepribadian (personality), dan sosial (societal).
Aspek Kognitif, melalui pembelajaran dan penguasaan bahasa asing (bahasa Inggris), anak cenderung lebih kreatif dan mampu berpikir kompleks sehingga mereka dapat memecahkan permasalahan yang rumit. Selain itu, kemampuan berbahasa mereka yang makin terasah akan meningkatkan potensi kemampuan otak kiri. Tentu saja, kemampuan lainnya yang berada di otak kiri, seperti matematik dan rasional, akan ikut meningkat. Oleh karena itu, dengan kata lain kemampuan anak berbahasa asing memberikan pengaruh positif pada pelajaran lainnya.
Aspek kepribadian, anak yang mampu berbahasa asing memiliki rasa percaya diri yang tinggi karena mereka lebih berani untuk mengekspresikan dirinya. Disamping rasa percaya diri, melalui pengajaran bahasa asing yang mencakup berbagai topik di dalamnnya, rasa ingin tahu mereka terbentuk dan mereka akan lebih termotivasi untuk mempelajari hal-hal yang baru. Rasa percaya diri dan motivasi belajar menjadi hal yang lebih menonjol pada mereka dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki kemampuan bahasa asing.
Aspek sosial, anak yang terbiasa dengan bahasa asing akan lebih terbuka dengan perbedaan dan memiliki kesempatan lebih banyak untuk berkomunikasi khususnya dengan orang asing. Oleh karena itu, mereka akan mudah untuk bersosialisasi terlebih dengan perkembangan teknologi komunikasi dan jejaring sosial yang makin pesat anak dapat membuat pertemanan mereka lebih luas.
Dengan demikian,  sudah seharusnya guru bahasa Inggris di jenjang pendidikan sekolah dasar ataupun madrasah ibtidiyah dapat meningkatkan kompetensi profesional yang dimilikinya agar mampu memhami karakteristik siswa dan materi yang akan disamapiakannya sehingga pembelajaran bahasa Inggris dapat dikemas semenarik mungkin agar siswa tidak mudah bosan ataupun jenuh bahkan tidak menykai mata pelajaran bahasa Inggris karena poenyampaian guru dalam pembelajaran yang monoton.

Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk mengumpulkan, mengklasifikasi, dan menganalisa data yang ada di tempat penelitiian dengan mennggunakan ukuran-ukuran dan pengetahuan, hal ini dilakukan untuk mengungkapkan suatu kebenran. Langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam menggali data adalah:
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut (Kurniawan, 2017: 24) penelitian kualitaif adalah penelitian yang datanya menggunakan data kualitatif sehingga analisisnya juga analisis kualitaif (deskriptif) atau penggambaran temuan lapangan yang naturalistik atau apa adanya sesuai kondisi lapangan. Penelitian kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti dalam kehidupan sehari-hari.  Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualittaif sesaui dengan jenis penelitaiannya dan pendekatan naturalistik. Kedua pendekatan ini saling berkaitan, dimana data yang disajikan berupa data deskriptif yang sesuai dengan kenyataan di lapangan tanpa adanya unsur manipulasi dari peneliti.
Selanjutnya, penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus etnografi yang melibatkan wawancar mendalam,  observasi parsitipatif, dan dokumentasi yang intens. Karakteristik etnografi dalam penelian ini adalah deskriptif dan interpretasi terhadap peran kompetensi profesional guru bahasa Inggrisyang berakitan dengan prestasi belajar siswa.
Lokasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di MI Raudlatul Mubtadi’in Kabupatern Cirebn ang berlokasi di Jalan KH. Ahmad Nawawi, Kelurahan Kaliwadas, Kecamatan Sumber,  Kabupaten Cirebon, Jawabarat. NPSN: 20278860. MI Raudlatul Mubtadi’in ini beradadibawah naunngan Yayasan Ash-sahlah yang di dalamnya tidak hanya MI saja akan tetapi ada RA, MD  dan MTs juga.
Yayasan ini berdiri sudah lama,sehingga masayarakat sekitar sudah banyak yang mengenalnya dan banyak juga yang memasukkan anaknya ke yayasan ini. Akan tetapi, seiring berkembagnya zaman, dan semakin maraknya sekolah-sekolah baru keberadaan yayasan ini sudah tidak sperti dulu lagi karena sekolah negri yang lainnya lebih maju baik itu darp sarana prasarana dan pengelolaan lembaga tersebut. Walaupun demikian, yayasan ini masih berdiri dan terus melakukan pengmebnagna-pengembangan dari berbagai bidang yang berupaya untuk menari minat masyarakat agar dapat measuk ke yayasan tersebut.


Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini yaitu ssumber daya manusia yang berada di MI Raudlatul Mubatidi’in. Dalam hal meiputi: guru bahasa Inggris kelas VI, siswa kelas VI, wali kelas kelas VI, dan kepala sekolah selaku pemeran utama dalam lembaga ini. Karena penelitian ini merupakan penelitian kualitaif, maka peneliti hanya mengambil beberpa sampe saja yang dapat diteliti lebih dalam mengenai topik penelitian ini. Sehingga, penelitian hasil yang didapat akan seusi dengan kulaitas yang ada pada lapangan.
Teknik Pengumpulan Data
Observasi Partisipan Mendalam
Dalam penelitian ini, penleiti melakukan pengamatan secara aktif dan intens demi mendapatkan hasil penelitian yang maksimla sehingga penelitian tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Selain itu, observasi ini dilaukan dengan meninjau keadaan lembaga tersebut, seperti bangunan kelas, perpustakaan, sarana prasarana, dan lingkungan sekitar  sekitra. Hal ini bertujuan agar peneliti lebih mnenali kedaan lembaga tersebut. Kemudian, mengikuti proses pembelajaran di kelas VI MI Raudlatul Mubtadi’in terkait dengan mata pelajaran bahsa Inggris tersebut.
Wawancara Mendalam
Wawancara atau interview yang sering dsebut juga kuosioner lisan adalah sebuat dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Kurniawan, 2017: 129). Dalam penelitin ini menggunakan wawancara mendalam karena data yang dida[at ahrus benar-benar dengan kenyataannya sehingga wawanacara tersebut dilakukan secara intens dengan mempersipakan beberapa pokok pertanyaan , dan terbuka terhadap petanyaan lain yang berkembang pada saat wawancara berlangsung. Wawancar ini digunakan untuk memperoleh data tentang kompetnsi profesional guru bahsa Inggris, prestasi belajar siswa kelas VI di MI Raudlatul Mubtadi’in Kabupaten Cirebon.
Studi Dokumen
Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data dari sumber non-manusia yang berupa dokumen, rekaman suara, rekaman video, foto/gambar, dan sebagainya. Data yang dimaksud tentunya berkaitan dengan komptensi profesional guru seprrti Program Tahunan, Program Semester,  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru bahasa Inggris kelas VI di MI Raudlatul Mubatdi’in Kabupaten Cirebon
Rubrik Penelitian
Teknik ini diguakan untuk mendapatkan data numerik tentang kompetensi profesional guru bahasa Inggris dalam penyampaian materi pelajaran di kelas serta bagaiamna guru mengelola kelas. Sehingga peneliti dapat mengetahui guru tersebut profesional atau tidaknya.
Validasi Data
Kekauratan atau validitas data penelitian kualitaif dapat dilakukan dengan melalaui kombinasi stategi peningkatan validitas yaitu: (1) pengumpulan data yang lama (perpanjangan waktu) , (2) kreadibilitas data dengan melakukan perpanjangan obsevasi, meningkatkan ketekunan, dan triangulasi data, (3) tranferbilitas, dan (4) konfirmabilitas.
Analisis Data
Analisis data kualitaif dilakuakn secara interaktif dan berlangsung secara terus menrus, bukan hanya dilakukan pada tahap akhir penelitian (Kurniawan, 2017: 224). Aktivitas dalam analisis data tersebut meliputi reduksi data. Display data, dan mneyimpulkan atau memverifikasi.
Reduksi Data
Proses analisis dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu, wawancara mendalam, observasi pasrtisipan, dan studi dokumen. Data tersebut selanjutnya ditullis dalam bentuk uraian atau laporan terinci. Penelaahan terhadap data tersebut dilakukan sejak awal pengumpulannya. Hal itu dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan proses selanjunya, mengingat data yang diperoleh terus menerus bertambah. Upaya penelaahan disertai dengan mereduksi informasi-informasi yang tidak diperlukan. Selanjutnya dat tersebut dirangkum, kemudian dipilah dan difokuskan pada hal-hal yang penting, dan dicarikan tema atau polanya. Reduksi data bermanfaat daam pemberian kode terhadap aspek-aspek tertentu. Dengan demikian, data tersebut terssun secara sistematis dan lebih mudah untuk digunakan.
Display Data
Untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data hasil penelitian, penulis mebuat matrik atau daftar berupa kolom-kolom sesuai dengna tema –tema teretntu. Upaya tersebut dilakukan untuk dapat memilah data yang diperoleh sesuai kategori tertentu, dan tdak membuat peneliti bingung karena terlalu banyak data yang diperoleh.
Kesimpulan dan Verifikasi
Menurut Nasutian dan Moleong dalam Kurniawan (2017: 225) penetuan pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul, premis, dan sebagainya dimaksudkan [eneliti untuk mencari makna terhadap infrmasi yang terkempul. Dengan kata lain, upaya itu dilakukan dalam rangka mengambil kesimpulan.
Untuk dapat meyakinkan kesimpulan yang masih diragukan, peneliti senantiasa melakukan verifikasi melalui pencaria informasi baru. Biasanya melalui wawancar secara tidak formal atau menelaah kembali dokumen atau sumber tertulis yang memuat informasi yang sejenis dengan topik penelitian. Setelah peneliti merasa yakin ata skesimpulan tersebut, selanjutnya dilakukan penyusunan teori substantif melalui analisis yang komparatif.







.


















DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. M. (2000). Pengantara Ke Arah Metode Penelitian Pengmebangan Agama Islam. Yogyakarta: P3M Iain Sunan Kalijaga.
Grezanty, E. R. (2015). Peran Kompetensi Profesional Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SMK Negri 3 Wonosari. Yogyakarta: Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga.
Hakim, L. (2010). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jafaruddin. (2015). Kompetensi Profesional Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar SMAN 1 Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Pendidikan , 14.
Kurniawan, A. (2017). Metodologi Penelitian Pendidikan. Cirebon: Eduvision.
Kusnandar. (2007). Guru Profesional. Jakarta: Grafindo Persada.
Mudjidjo. (2000). Psikologi Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulayadin, T. (2012, Juni 14). Bahasa Inggris dan Penumbuhan Karakter Anak Sejak Dini. Retrieved Oktober 27, 2017, from Bahasa Inggris dan Penumbuhan Karakter Anak Sejak Dini Web Site: http://pojokkangadin.blogspot.com/2012/02/bahasa-inggris-dan-pembentukan-karakter.html.
Murniasih, A. (2008). Peran Profesionalitas Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Prestasi Belahar Siswa di Madrasah Tsanawiyah Persiapan Negri (PN) Batu. Malang: Universitas Islam Negri (UIN) Malang.
S, N. S. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Slameto. (2008). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryanto, K. K. (2008). English For Young Learners. Jakarta: Bumi Aksara.
Suyitno. (2011). Memahami Tindakan Pembelajaran. Bandung: Refoka Aditama.
Syah, M. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo.
Tamami, M. S. (2016). Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa PAI Kelas V di SDN 2 Beringin Raya Kecamatan Kemiling Bandar Lampung. Bandar Lampung: Institut Agama Islam Negri Raden Intan Lampung.
Usman, M. U. (2010). Menjadi Guru Profesiona. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW BOOK

PENGERTIAN, FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN/ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MI

MAKALAH PENGARUH AKTIFITAS MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN SOSIALNYA